Selasa, 01 Mei 2012

Mahalnya Pengalaman

Tokoh yang akan saya bangkitkan dalam tulisan ini adalah Gabriel Marcel. Ia seorang filsuf eksistensial yang tersohor, juga menulis buku The Philosophy of Existensialism. Baginya, yang membuat seseorang dapat menghidupkan filsafat adalah PENGALAMAN. Belajar filsafat hanya akan melelahkan manusia. Konsep-konsepnya abstrak, dan tidak berada pada diri manusia itu sendiri. Filsafat akan menjadi lebih hidup jika filsafat itu didasarkan pada pengalaman.

Jika orang ingin mendekati filsafat, semua topik yang diamati harus dianggap sebagai misteri, bukan masalah. Misalnya: putus cinta. Putus cinta jangan dianggap sebagai masalah. Anggaplah itu sebagai misteri tentang cinta atau misteri tentang putus cinta. Jika ini dirumuskan dengan pemikiran filosofis, maka ini akan membuat filsafat itu hidup. Inilah yang disebut dengan eksistensial! Saat eksistensi kita terancam karena sebuah pengalaman, itulah sumber teori eksistensial yang sesungguhnya!

Pembaca yang budiman, bukankah Anda punya pengalaman yang juga menggetirkan eksistensi Anda? Misalnya divonis, dilabel, diancam, kadang kala menggetirkan, bukan? Daripada menganggapnya sebagai masalah, cobalah untuk menganggapnya sebagai sebuah misteri yang akan diungkapkan. Cobalah mengungkap misterinya! Tulislah! Itu akan membuat filsafat dan segala ilmu menjadi hidup.


Catatan Kuliah di STF Driyarkara,
Filsafat Kontemporer (1 Mei 2012)
Pengampu: Dr. Thomas H. Djaja, SJ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar